Akidah
Sumber Aqidah Islam sebagai Pedoman Kehidupan
Islam merupakan agama Allah swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. untuk disampaikan kepada umat manusia. Dalam mempelajari dan memperdalam akidah, umat Islam harus mengetahui sumber utama akidah Islam dengan benar, agar selamat dan lurus dalam beragama serta tidak keliru dalam menjalankan aturan dan ketentuan-Nya.
Menurut Syaikh Prof. DR. ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al Jibrin Hafizhahullah, aqidah Islamiyah adalah satu perkara yang bersifat tauqifiyah; yang artinya aqidah yang berdasarkan kitabullah dan hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, ada dua sumber utama aqidah Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ yang berbunyi:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah ﷺ (HR Al Hakim).
1. Al-Quran Al-Karim
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Tujuan diturunkan Al-Quran adalah untuk dijadikan pedoman umat Islam dalam menata kehidupan agar bisa memeroleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Di dalam Alquran terdapat banyak petunjuk-petunjuk, keterangan, konsep baik yang bersifat global maupun yang bersifat terinci, tersurat maupun tersirat dalam berbagai persolan dan bidang kehidupan manusia.
Apa yang ada di dalam Al-Quran adalah benar. Oleh karena itu sepatutnya umat Islam untuk selalu berpedoman pada Al-Quran.
Allah berfirman:
وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) [An-Najm (53) : 3-4]
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَۚ
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran [Az-Zumar (39) : 27].
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri [An-Nahl (16): 89]
مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman [Yusuf (12) : 111]
مَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (lauhul mahfuzh, atau Al-Qur’an), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan [Al-Anam (6): 38].
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri [An-Nahl (16): 89].
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan [An-Nahl (16): 44].
2. Hadist
Hadist merupakan sumber aqidah Islam yang kedua. Hadist adalah hal-hal yang datang dari Rasulullah ﷺ baik dalam bentuk ucapan (Hadist Qauliyah), perbuatan (Hadist Fi’liyah), ataupun pengakuan atas perbuatan sebagian pada sahabat (Hadist Taqririyah). Rasulullah bersabada:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
Aku tinggalkan kalian dalam keadaan putih yang benderang (dalam hujjah yang terang), malamnya seperti halnya siang harinya. Tidak ada seorangpun yang menyeleweng darinya kecuali seorang yang binasa (HR. Ahmad no 17142).
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin [At-Taubah (9):128]
Allah ﷻ telah mewajibkan Nabi ﷺ untuk menyampaikan risalah dengan sejelas-jelasnya. Allah ﷻ telah menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah ﷺ untuk disampaikan kepada umat manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka. Oleh karena itu, penjelasan serta ucapan Rasulullah ﷺ pasti menjadi penjelasan yang paripurna dan paling sempurna.
Salah satu hal yang menunjukkan kesempurnaan penjelasan Rasulullah ﷺ adalah penjelasan tentang etika atau adab buang air. Imam Malik rahimahullah ditanya tentang ilmu kalam dalam tauhid, lalu beliau rahimahullah berkata, “Mustahil kalau ada sangkaan bahwa Nabi ﷺ yang mengajarkan umatnya tentang istinja akan tetapi tidak mengajarkan tentang tauhid (secara menyeluruh, pen.)”
Senada dengan Imam Malik, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Di antara hal yang sangat mustahil adalah bila Rasulullah ﷺ telah mengajarkan umatnya tentang adab buang air kecil (baik adab sebelum buang air, ketika buang air, maupun setelah buang air), juga mengajarkan adab hubungan suami istri, adab makan minum, lalu (dianggap) Beliau ﷺ tidak mengajarkan apa yang harus diyakini hati mereka, apa yang harus diucapkan lidah mereka terkait dengan Rabb Semesta, juga tentang bagaimana beribadah kepada-Nya semata tanpa menyekutukan-Nya”.
Sesungguhnya apa yang ada dalam Kitabullah dan hadits Rasul-Nya yang shahih sudah mencakup seluruh ketentuan dan tuntunan dalam Islam. Semoga Allah ﷻmemberikan kemudahan kepada kita untuk senantiasa istiqomah di dalam kebaikan dan takwa. Allah ﷻ berfirman:
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Apa yang diberikan Rasul ﷺ kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya [Al-Hasyr (59): 7].
Wallahua’lam.
Posting Komentar
0 Komentar