Al-Quran Berbicara Tentang Penetapan Tauhid
Al-Quran jika kita tadaburi dengan penuh
perenungan, niscaya kita akan mendapati bahwasanya kandungan isinya, mulai Al-Fatihah
sampai An-Nas berisikan dakwah tauhid. Ia bisa berupa tuntunan untuk bertauhid,
dan peringatan dari syirik. Ia juga menjelaskan tentang keadaan orang-orang
yang bertauhid dan keadaan orang-orang yang berbuat syirik. Al-Quran membahas
tentang ibadah yang Allah syariatkan dan Allah terangkan hukum-hukumnya. Hal
ini merupakan rincian dari ajaran tauhid.
Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan,
“Seluruh isi Al-Quran berbicara tentang penetapan tauhid dan menafikan
lawannya. Di dalam kebanyakan ayat, Allah menetapkan tauhid uluhiyah dan
kewajiban untuk memurnikan ibadah kepada Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya.”
Allah swt. berfirman dalam surat
Ali-Imran ayat 18:
شَهِدَ ٱللَّهُ
أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلۡعِلۡمِ
قَاۤىِٕمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ
Allah bersaksi bahwa tidak ada
ilah/sesembahan (yang benar) selain Dia, dan (begitu pula) para malaikat serta
orang-orang yang berilmu (bersaksi), demi tegaknya keadilan. Tiada ilah (yang
benar) selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Makna persaksian ini adalah bahwa Allah
telah mengabarkan, menerangkan, memberitahukan, menetapkan, dan memutuskan
bahwa segala sesuatu selain-Nya bukanlah ilah/sesembahan (yang benar) dan
bahwasanya penuhanan segala sesuatu selain-Nya adalah kebatilan yang paling
batil.
Allah swt. berfieman:
ذَ ٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ
هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّ مَا یَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلۡبَـٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ
هُوَ ٱلۡعَلِیُّ ٱلۡكَبِیرُ
Yang demikian itu, karena Allah adalah
(sesembahan) yang benar. Adapun segala yang mereka seru selain Allah adalah
batil. Dan sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS.
Al-Hajj: 62)
Orang yang mengucapkan laa ilaha
illallah harus melaksanakan konsekuensinya, yaitu beribadah kepada Allah,
tidak berbuat syirik, dan melaksanakan kewajiban-kewajiban Islam.
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ditanya mengenai amalan yang bisa memasukkan ke dalam
surga. Maka, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
تعبدُ الله لا تشركُ
به شيئًا، وتُقيمُ الصلاةَ، وتُؤتي الزكاةَ، وتَصومُ رمضانَ، …
“Kamu beribadah kepada Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Kamu mendirikan salat wajib, zakat
yang telah difardukan, dan berpuasa Ramadan …” (HR. Bukhari Muslim)
Seseorang yang mengucapkan laa ilaha
illallah harus melandasi syahadatnya dengan keikhlasan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
فإنَّ اللَّهَ قدْ
حَرَّمَ علَى النَّارِ مَن قالَ: لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بذلكَ وجْهَ
اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi
orang yang mengucapkan laa ilaha illallah karena (ikhlas) mencari wajah Allah.” (HR.
Bukhari Muslim)
Seseorang yang mengucapkan laa ilaha
illallah pun harus melandasi syahadatnya dengan keyakinan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أشهَدُ أنْ لا إلهَ
إلَّا اللهُ ، و أنِّي رسولُ اللهِ ، لا يلْقَى اللهَ بِهِما عبدٌ غيرُ شاكٍّ
فِيهِما إلَّا دخَلَ الجنةَ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada
ilah/sesembahan yang benar selain Allah dan bahwasanya aku (Muhammad) adalah
utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah dengan membawa dua
persaksian ini tanpa keragu-raguan, kecuali ia masuk surga.” (HR. Muslim)
Posting Komentar
0 Komentar